2.2.a.3. Mulai dari Diri - Pembelajaran Sosial dan Emosional
2.2.a.3. Mulai dari Diri - Pembelajaran Sosial dan Emosional |
2.2.a.3. Mulai dari Diri - Pembelajaran Sosial dan Emosional
Baca Juga : Mulai dari Diri - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
- Apa kejadiannya? (Kapan, di mana, siapa yang terlibat, bagaimana kejadiannya, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut?)
Pertengahan tahun 2021 merupakan peristiwa cukup penting dalam perjalanan saya sebagai seorang guru, untuk membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Saat itu saya mengajar kelas X yang bisa di katakan siswa peralihan dari jenjang SMP ke jenjang SMK dimana mereka masih belum dapat beradaptasi dengan maksimal di jenjang SMK.
Tetapi saya bersama rekan guru yang lain merasa sangat optimis dapat membentuk karakter mereka dan mulai mengenalkan mereka pada budaya-budaya positif yang ada di sekolah yang baru dengan melalui pembelajaran yang inovatif sehingga mereka dapat segera beradaptasi.
- Apa peran Anda saat itu? Apa yang Anda lakukan untuk merespon dan mengelola emosi tersebut?
Saat itu saya sebagai pengajar dikelas X yang saya ampu. Untuk mengelola emosi tersebut saya selalu memberikan dan mengajarkan kepada siswa saya untuk dapat mengikuti dan beradaptasi dengan budaya baru di sekolah yang baru. Misalnya saya selalu memberikan penguatan, motivasi kepada siswa secara daring melalui google meet.
- Bagaimana peristiwa tersebut berdampak pada diri Anda sebagai pendidik?
Peristiwa tersebut sangat berdampak bagi kelangsungan pembelajaran yang akan mereka ikuti selama satu tahun kedepan, dan tentunya bagi saya sendiri sebagai seorang guru yang akan membawa masa depan mereka selanjutnya.
Baca Juga : Refleksi Terbimbing - Pembelajaran Sosial dan Emosional
Saat menjadi pendidik, Anda tentu juga pernah berada dalam suatu peristiwa yang memicu emosi-emosi negatif misalnya marah, sedih, kecewa, menyesal, khawatir, dan sebagainya. Refleksikan:
- Apa kejadiannya? (Kapan, di mana, siapa yang terlibat, bagaimana kejadiannya, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut?)
Kejadian tersebut terjadi di akhir semester genap tahun pelajaran 2021 kemarin pada saat akan dilaksanakan kegiatan Penilaian Akhir Semester Genap. Dalam kegiatan tersebut selalu diawali dengan melaksanakan review materi atau penyelesaian tugas-tugas dari siswa, dan pada saat yang bersamaan dengan pembelajaran daring.
Karena pembelajaran daring masih dilaksanakan, maka barang tentu untuk memberikan informasi kepada siswa agak susah karena keterbatasan komunikasi. Dari kejadian itu saya sebagai guru merasa sangat kecewa karena mereka kurang mengindahkan pengumuman yang saya berikan secara daring.
- Apa peran Anda saat itu? Apa yang Anda lakukan untuk merespon dan mengelola emosi tersebut?
Meskipun saya merasa sangat kecewa dengan siswa yang saya ampu, tetapi saya tidak kemudian marah dan merasa benci kepada mereka. Saya bersama dengan guru BK dan wali kelas bekerjasama dalam mengatasi masalah yang sedang terjadi tersebut dengan cara mengundang siswa bersama dengan orangtua untuk melakukan proses mediasi supaya permasalahan tersebut cepat dapat terselesaikan dengan bijak.
- Bagaimana peristiwa tersebut berdampak pada diri Anda sebagai pendidik?
Atas kejadian tersebut saya mulai belajar banyak hal bagaimana harus bersikap dalam menghadapi siswa dengan kriteria seperti itu, saya harus lebih banyak belajar, memahami masalah siswa baik yang ada dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga.
2.2.a.3. Mulai dari Diri - Pembelajaran Sosial dan Emosional |
Sahabat, coba perhatikan kembali centang pada gambar diatas !!
- Memulai kegiatan setiap hari dengan kesadaran akan tujuan yang jelas.
Saya merasa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang jelas kepada siswa, akan membentuk pikiran positif siswa sehingga antara siswa dan guru dapat mewujudkan tujuan itu secara bersama-sama sehingga tidak ada miss konsepsi.
- Memberikan fleksibilitas pada murid untuk mengerjakan tugas yang disukainya terlebih dahulu.
Sebagai seorang guru matematika, saya sadar bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Untuk dapat memfasilitasi hal tersebut saya selalu memberikan fleksibilitas kepada siswa saya dalam hal mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang dikumpulkan tetapi tetap berada pada rentang waktu yang sudah disepakati bersama antara guru dan siswa.
- Melibatkan murid dalam membuat kesepakatan kelas agar kelas aman dan nyaman.
Dalam memulai sebuah pembelajaran, alangkah baiknya jika guru juga melibatkan siswa dalam membuat kesepakatan kelas. Hal ini berkaitan dengan konsekuensi dan budaya positif yang akan diterapkan didalam kelas, sehingga pelaksanaan pembelajaran akan dapat berjalan dengan lancar, aman dan terkendali karena mereka sudah mempunyai kesepakatan kelas bersama.
Sahabat, coba perhatikan kembali 3 kegiatan yang sering dilakukan. Kemudian berdasarkan jawaban yang Anda berikan tadi, cobalah menjawab pertanyaan pemantik berikut:
Sejauh ini, apakah Anda sudah dapat melakukan kegiatan tersebut secara konsisten? Jika “Ya”, apakah faktor pendukungnya? Jika “Tidak”, apakah tantangan yang Anda hadapi? Apakah ada yang Anda lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut? Bagaimana hasilnya?
- Ya, selama ini saya sudah secara konsisten melaksanakan kegiatan tersebut. Saya menyadari bahwa kegiatan yang sudah saya lakukan tersebut tidak akan dapat berjalan dengan baik dan konsisten tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak:
- Siswa
- Rekan Sejawat
- Guru BK
- Wali Kelas
- Orangtua/ wali
Post a Comment for "2.2.a.3. Mulai dari Diri - Pembelajaran Sosial dan Emosional"