Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15 Guru Penggerak

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15 Guru Penggerak
infogurumaju.my.id - Jurnal mingguan seorang calon guru penggerak bersifat wajib. Tujuan seseorang membuat sebuah jurnal refleksi supaya kita dapat membuat peta pemahaman terhadap sesuatu hal yang telah kita pelajari sebelumnya. 

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15 Guru Penggerak

Dalam menyusun jurnal refleksi minggu ke-15 ini, admin menggunakan model 5R (Reporting, Responding, Relating, Reasoning dan Recontructing

Reporting 

  • Aktifitas yang saya lakukan pada minggu ini adalah sesi ruang kolaborasi bersama fasilitator maupun sesi elaborasi pemahaman bersama instruktur. Dimana pada sesi-sesi tersebut saya memndapat kesempatan untuk memperdalam pemahaman saya tentang Coaching model Tirta. Khususnya disesi kolaborasi bersama fasilitator saya bersama rekan-rekan mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuan dasar menjadi coach, coachee dan mejadi pengamat. 

Responding 

  • Kami memulai dengan mempelajari kasus yang sudah disedikan di LMS, membacanya dan kemudian mendiskusikannya dibawah  bimbingan Fasilitator.
  • Disinilah saya mulai memahami kalau sebenarnya proses coaching berawal dari analisa dan eksplorasi teknik yang akan digunakan. Selanjutnya memberikan waktu dan situasi dengan leluasa kepada coachee untuk mengungkapkan masalahnya. Sangat penting juga untuk bisa membantu coachee untk menentukan dan mengenal tujuan coaching. 

Relating 

  • Sebagai Coach kita harus mempunyai keterampilan dalam memberi Pertanyaan-pertanyaan efektif yang akan  diajukan kepada coachee untuk menggali permasalahan yang terjadi dan coach mendengarkan apa yang menjadi keyakinan dan perhatian coachee sebagai upaya untuk menciptakan komunikasi asertif dengan coachee. Coach menyimak pada saat coachee berbicara untuk memahami setiap  ucapan yang diucapkan oleh coachee serta ikut serta memberi pemahaman kepada coachee tentang pentingnya menyelesaikan masalahnya sendiri dengan potensi coachee sendiri.  

Reasoning 

  • ASebagai coach tidak hanya menjadi komunikator yang baik tetapi juga harus mampu  menuntun coachee membuat tindakan serta alternative jalan yang mungkin dipraktekkan coachee dan memberikan dorongan kepada coachee untuk memilih ide dan keputusan. Dorongan coach untuk coachee dalam menyusun rencana penyelesaian dengan waktu yang tepat, jelas dan spesipik disuaikan dengan kebutuhan. 
  • Coach juga harus mampu mendorong coachee untuk memilih orang yang akan dipercayakannya dalam menyelesaikan masalahnya.Coach juga harus memberikan dorongan kepada coachee untuk mempertanggungjawabkan terhadap aksi nyata yang akan diambil dan dijalankan dan capaian rencana secara spesifik disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuatnya. 
  • Dan yang perlu diperhatikan sebagai seorang Coach adalah  meyakinkan coachee setiap masalah pasti terselesaikan dengan menciptakan keakraban dan kenyamanan sehingga coachee dapat berbagi kisah yang sedang dihadapi. Pendengar aktif haruslah dibangun oleh coach dengan merasakan apa yang dirasa coachee dan memposisikan situasi saling menghargai dan menghormati. 
  • Begitu juga diruang elaborasi pemahaman ada banyak hal yang saya dapatkan terutama didalam membuat perbedaan antara coach, mentor dengan konselor. Dimana ada saatnya guru harus menjadi konselor sebelum menjadi coach.  

Reconstructing 

  • Praktik-praktik ini sangat dituntut untuk dipraktikkan dikelas dan disesuikan dengan tingkat fase perkembangan siswa dan juga lingkungannya. Sungguh luar biasa, tentunya saya akan menyusun perencanaan yang baik untuk bisa membuat sebuah aksi nyata menjadi coach untuk siswa saya ataupun teman sejawat saya untuk meningkatkan pemahaman saya melalui latihan yang real ditempat tugas saya. 
Info Guru Maju
Info Guru Maju Berbagi Informasi Pendidikan

Post a Comment for "2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15 Guru Penggerak"